Janji Ilahi Dan Pengharapan

Tafsir Surah An-Nur : 55

Firman Allah S.W.T.

Maksudnya:

" Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan yang mengerjakan kebaikan, bahawa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah diredhaiNya. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembahKu dengan tidak mempersekutukanKu dengan sesuatu pun. Tetapi barangsiapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." (An-Nur : 55)

Janji Ilahi Dan Pengharapan

Ayat 55 ini adalah inti tujuan perjuangan hidup. Dan inilah janji dan pengharapan yang telah dikemukakan Tuhan bagi setiap mu'min dalam perjuangan menegakkan kebenaran dan keyakinan di permukaan bumi ini.

Dan pokok pendirian mesti dipegang teguh dan sekali-kali jangan dilepaskan , baik keduanya atau salah satu di antara keduanya. Pertama ialah iman, atau kepercayaan , kedua ialah amal shalih , perbuatan baik, bukti dan bakti.

Kalau iman tidak ada haluan pekerjaan tidaklah tentu arahnya entah berakibat baik ataukah berakibat buruk. Iman sebagai telah berkali-kali diterangkan adalah pelita yang memberi cahaya dalam hati , menyinar cahaya itu keluar dan dapatlah petunjuk , sehingga nyatalah apa yang akan dikerjakan . Oleh sebab itu iman dengan sendirinya menimbulkan amal yang shalih .

Banyak pula amalan yang shalih dikerjakan , tetapi jika tidak timbul daripada iman , bercampur-aduklah di antara yang haq dengaan yang batil. Tetapi kalau keduanya telah berpadu satu , amal shalih timbul dari iman dan iman menimbulkan amal , terdapatlah kekuatan peribadi , baik orang seorang ataupun pada masyarakat mu'min itu , maka kepada orang-orang atau masyarakat seperti inilah Tuhan menjanjikan bahwa mereka akan diberi warisan kekuasaan di permukaan bumi ini.

Kendali bumi ini akan diserahkan ke tangan mereka , sebagaimana dahulu pun warisan yang demikian telah pernah pula diberikan kepada ummat yang terdahulu dari mereka.

Dengan sendinnya, apabila kekuatan iman amal shalih itu telah padu satu dan telah menimbulkan hasil nyata dalam masyarakat, maka agama yang dipeluk pun menjadi kokoh dan teguh, berurat ke bumi, bercabang ke langit, tidak dapat diusik dan diganggu orang lagi. Sebab dialah agama yang diridhai Allah.

Kalau sekiranya selama ini dada rasa berdebar, cemas ditimpa oleh takut, rasa-rasa akan ditimpa oleh bahaya juga, rasa-rasa agama ini akan diancam orang juga, sehingga keamanan dalam hati tak pernah ada, namun apabiia janji warisan itu telah dikabulkan Tuhan, rasa ketakutan itu akan hilang dengan sendirinya dan keamanan tercapai, sebagai ganti dari ketakutan.

Tetapi dasar pokok keamanan itu ,diperingatkan kembali oleh Tuhan yaitu sifat-sifat dan kelakuan yang dipunyai umat beriman dan beramal shalih itu. Yaitu mereka hanya beribadat kepada Allah. Mereka tidak mempersekutukan Tuhan dengan yang lain. Selama hal ini masih dijaga terus dan dipelahara , selama itu pula janji perwarisan itu tidak akan dicabut oleh Tuhan. Tetapi kalau sesudah itu mereka kafir lagi, rnenolak dan ingkar lagi, niscaya mereka pun telah terhitung menjadi orang fasik. Jangan kecewa jika janji itu dicabut oleh Tuhan kembali.

Itulah kandungan isi dari ayat 55 itu.

Sebagaimana telah dimaklumi Surat an-Nur turun di Madinah setelah Nabi dan sahabat-sahabatnya yang setia itu berhijrah dari Makkah, mendenta selama 13 tahun, berperang cita dengan kaum musyrikin, padahal kaum musyrikin itu sebagian besar bertali darah dan keluarga dengan mereka.

Seakan-akan tidak terbuka sedikit juga pintu pengharapan. Malahan Nabi sendiri pun hendak dibunuh orang. Sekarang mereka telah berpindah ke Madinah. Pindah atau hijrah karna keyakinan bukanlah perkara mudah. Hartabenda. rumahtangga, kampung halaman tempat diri dilahirkan, ditinggalkan karena menuruti suara kepercayaan, suara iman.

Dan sesampai di Madinah tidak pula segera apa yang dicita-cita itu berdiri. Ada halangan Baru orang Yahudi, ada ejekan dari kaum Munafikin dan ada pula ancaman dari kaum senegeri yang telah ditinggalkan itu. yaitu kaum Musyrikin Makkah senantiasa hendak membalas dendam. Ditambah lagi dengan faktor yang keempat, yaitu orang Rom yang berkuasa telah hampir 700 tahun di bahagian Palestin. Mereka pun cemas melihat kebangkitan ummat Baru ini.

Kadang-kadang seakan-akan gelaplah alam sekeliling. Seakan-akan tidak ada titik terang dari luar. Maka datanglah ayat ini memberi peringatan kepada kaum Muslimin bahwa titik terang itu bukan di luar tempatnya dan bukan dari duar datangnya. Titik terang itu ada dalam diri kita sendiri.

Masih adakah kita mempunyai kepercayaan? iman?
Masih adakah kesanggupan beramal shalih? Berbuat baik ?

Kalau keduanya ini masih ada, inilah dia kekuatan dan tenaga vital bagi seorang Muslim atau bagi suatu masyarakat Islam Karena kekuatan sejati itu bukanlah pada harta benda. Hartabenda hanya alat buat mencapai tujuan. Dan bukan pada banyak bilangan, karena banyak bilangan tidaklah ada faedahnya kalau kekuatan batin kosong melompong. Golongan yang banyak tidak mem punyai cita, sebentar saja dapat dikalahkan oleh golongan yang sedikit yang mempunyai cita. Dan bukan pula pada senjata. Kekuatan yang sebenamya ialah pada yang berdiri di belakang senjata. Tetapi yang berdiri di belakang senjata itu pun tidak kuat, kalau jiwa yang memegang senjata itu tidak mem punyai arah tujuan.

Kehidupan di dunia ini adakah laksana lautan jua, tidak sekali juga terdapat lautan itu yang tenang Airnya beriak terus dan bergelombang dan berombak. Kesusahan terletak dalam kemudahan dan kemudahan pun terletak dalam kesusahan. Tanyailah sendiri, adakah engkau berbekal? Adakah engkau tahan menderita?

Di dalam ayat ini dijanjikan dengan tegas, asalkan iman dan amal shalih, artinya keteguhan jiwa dan daya karya usaha masih sejalin jadi satu dalam jiwa mu, namun warisan itu pasti engkau terima. Engkau bukan seorang ummat Muhammad kalau engkau berputus asa, dan engkau bukan ummat Muhammad kalau hidupmu tidak mempunyai pengharapan.

Ayat 55 Surat an-Nur inilah pegangan Nabi Muhammad saw. bersama sekalian pengikutnya dari Muhajirin dan Anshar, selama 10 tahun di Madinah. Ayat inilah bekal Abu Bakar menundukkan kaum murtad, pegangan Umar bin Khathab meruntuhkan dua kerajaan besar, yaitu Persia dan Rum

Kekuasaan pasti diserahkan ke tangan kita dan agama kita pasti tegak dengan teguhnya dan keamanan pasti tercapai. Asal iman dan amal shalih juga dilepaskan dari pendirian.
Hidup itu adalah perjuangan, sekali ombak naik, sekali ombak turun. Kadang-kadang kita memukul dan kadang-kadang pula kita terpukul .

"Tiba giliran menjadi palu, hendaklah pukul habis-habisan.
Tiba giliran jadi landasan,
Tahan pukulan biar bertalu ..... "
Maka daya tahan kita ialah : pada iman dan amal shalih.

Sekali Muhammad al-Fatih, pahlawan Turki teiah menyeberangi Tandul Emas dan merebut Konstantinopel dan meruntuhkan sisa terakhir dari.Kerajaan Byzantium di tahun 1453: seluruh dunia Islam bersorak mengucap syukur Tetapi sekali pula kaum Muslimin diusir besar-besaran dan mesjid-mesjid dijadikan gereja. menaranya diambil penggantungkan lonceng oleh Raja Spanyol suami-isteri di tahun 1492.

Di tahun 1258 masuklah tentara Mongol dan Tartar ke negeri Baghdad, sesudah menghancur-leburkan, membunuhi dan membakar negeri-negeri Islam di Asia Tengah. Mereka hancur-leburkan Baghdad, mereka bakar istana, mereka lemparkan beribu-ribu jilid kitab-kitab pengetahuan Islam ke sungai Dajlah, sehingga berubah air sungai itu jadi hitam karena tinta yang luntur, dan mereka bunuh Khalifah.

Musuh Islam menyangka bahwa habislah Islam dengan runtuhnya Baghdad dan terbunuhnya Khalifah. Tetapi dalam masa setengah abad saja sesudah kejadian itu, cucu dari tentara Mongol penakluk itu sendirilah yang masuk ke dalam Islam, dan cucu cucunya pula yang mendinkan kerajaan Islam Mongol di India

Sejak tahun 1511 bangsa-bangsa Barat Kristian telah menjajah negeri- negeri Islam. Bangsa Kristian Belanda telah menguasai Indonesia selama 350 tahun. Orang menyangka habislah sudah Islam di Indonesia Rupanya karena pengaruh ayat 55 Surat an-Nur ini, tenaga Islam bangkit kembali dan penjajahan hapus sirna.

Negeri-negeri Kristian membantu berdirinya Negara Israel di pusat ke budayaan dan peradaban Arab, yaitu Palestin. Lebih satu juta orang Arab penduduk asli Palestina terusir dari kampung halamannya Tetapi kejadian ini pulalah yang menjadi perangsang buat kebangkitan baru pada tanah-tanah Arab yang mengelilingi Palestin agar bersatu padu.

Di samping terusirnya satu juta ummat Islam dari Palestina dan hidup me numpang-numpang di negeri tetangganya. 75 juta ummat Islam di Indonesia mencapai kemerdekaan dan 75 juta ummat Islam pula di Pakistan dapat mendirikan negara.

Di dalam memperjuangkan iman dan amal shalih tidaklah selalu kita bertemu jalan yang datar disirami minyak wangi , kiri kanan dipasangi gaba­gaba daun kelapa Kadang-kadang kita terbentur, sebagaimana Nabi dan para sahabatnya pun pernah terbentur. Kalau kita gagal sekali atau dua kali, ataupun kalau kita kalah. bukanlah berarti bahwa yang kita tuju dan kita cita-cita tidak benar, mungkin cara kita mencapai tujuan yang tidak kena jalannya.

Perjuangan menegakkan cita Islam, mencapai tujuan menjadi penerima waris di atas bumi, bukanlah kepunyaan satu generasi, dan jumlahnya bukan lah sekarang, melainkan menghendaki tenaga sambung bersambung.

Ayat inilah surnber inspirasi buat bangkit.
Maka untuk menguatkan peribadi menghadapi segala kesulitan dan pen deritaan mencapai tujuan itu, hendaklah selalu jiwa dikuatkan, sehingga tahan kena badai dan iman serta amal shalih itu tidak luntur. Cara memperkuat jiwa itu dijelaskan pada ayat 56:

"Dirikanlah sembahyang dan keluarkanlah zakat dan taatlah, turutilah Rasul Utusan Allah itu. Moga-moga dengan jalan demikian kamu akan di limpahi rahmat."


Dengan sembahyang, irnan tadi diperkuat dengan sembahyang , perasaan yang halus dan cinta yang kudus, kepada Ilahi dijadikan imbangan bagi akal yang selalu menerawang Sembahyang memperkuat peribadi, sembahyang menjadi waktu istirahat untuk mencari kekuatan yang baru. Dengan sembah yang, petunjuk pun datang. Sehingga yang gelap terang kembali,-karena pelita telah ada dalam hati.

Apatah lagi dengan sembahyang berjamaah, maka masyarakat selalu rapat. Sebab di ayat yang lain (Surah asy-Syura, ayat 38) dijelaskan benar bagaimana hubungan sembahyang itu dengan kemasyarakatan, dengan musyawarah mengurus urusan urusan bersama.

"Dan orang-orung yang memperkenankan panggilan Tuhannya, bagi mendirikan sembahyang, dan segala urusan mereka, mereka musyawaratkan di antara mereka, dan rezeki yang Kami berikan mereka nafkahkan pula."

Sembahyang bukan tempat lari, melainkan untuk mencari kekuatan meng hadapi tugas, peneguh iman dan memperkuat hubungan (Human Relation). Sesudah mengerjakan sembahyang hendaklah diiringi dengan membayar zakat. Kalau dengan sembahyang memperteguhkan iman, maka zakat adalah untuk memperteguh amal shalih. Zakat bukanlah semata-mata suatu amal suka rela , tetapi suatu kewajiban keagamaan, yang tidak sah keislaman kalau tidak dengan dia, vakni apabila harta yang dizakatkan itu telah cukup nishab (bilangan) dan sampai tahunnya.

Dengan sebab zakat, seorang Muslim menjadi orang masyarakat, bukan semata-mata beramal untuk diri sendiri. Dengan zakat yang kaya membela yang miskin. Dengan zakat penyakit bakhil dapat di ubah dari diri sendiri. Kebakhilan adalah penghalang besar bagi menegakkan suatu cita cita.

Kemudian itu hendaklah taat kepada pimpinan Rasul. Sebagaimana dalam ketentaraan, hendaklah taat kepada pimpinan tertinggi, hendaklah tunduk kepada satu kornandan, demikianlah juga beramal dalam Islam militan sifatnya. Sembahyang lima waktu sehari semalam dengan berjamaah dan bershaf, adalah bibit pertama dari disiplin. Sembahyang berjamaah mempunyai imam. Seorang Mu'min tidak boleh takbir sebelum takbir imam, tidak boleh sujud se belurn sujud imam, dan tidak boleh mengangkat kepala dahulu dari imam. Dan kemudian dari itu, sehabis sembahyang hendaklah setiap orang berusaha mencari kehidupan dan yang mampu memberikan pembagian hasil pencariannya itu untuk yang lemah dan melarat.

Sebahagian pula daripada hasil harta benda zakat itu hendaklah digunakan untuk memerdekakan hamba dan sebahagian lagi untuk Sabilillah, baik untuk Sabilillah berperang, atau untuk Sabilillah Da`wah. Dan segala tindak~tanduk hidup hendaklah diselaraskan dengan tuntunan yang diberikan oleh Rasulul lah, Utusan Allah. Jangan mempunyai atau membuat peratarun sendiri, yang berlainan dengan tuntunan Rasul. Jangan hendak lebih cerdik dari Rasul.

Teknik bisa berubah dari suatu zaman ke lain zaman, Islam pun mengakui pengaruh ruang dan waktu, (Tathbrqul umuri biz zamani wal makani), dan Rasulullah pun menyuruh kita mempergunakan akal dan ijtihad buat me nempuh segala kesulitan, karena seorang pejuang harus mengerti perubahan cuaca dan medan pertempuran, tetapi pokok ajaran Rasul yaitu bahawa ke datangan beliau adalah membawa rahmat bagi seluruh alam, tidaklah boleh berubah selama-lamanya.

Di ayat 56 itu sudah jelas, cita-cita untuk menyambut warisan, melaksana kan kehendak ilahi di atas dunia ini , yang timbul dari iman dan amal shalih hendaklah beredar atas sumbu keperibadian yang diperteguh dengan sembah yang, zakat dan taat menurut Rasul Kalau ini ditegakkan maka rahmat yang dicita-citakan itu pasti tercapai.

Rahmat apakah itu?
Rasa dendam hilang, karena semua orang berlomba mengerjakan ke baikan. Rasa benci tidak berpengaruh, sebab yang kaya mencintai yang miskin dan yang kuat menuntun tangan yang lemah supaya dia terangkat naik, bukan menindasnya. Setiap orang merasai terjamin hak kemerdekaan dan ke bebasannya, sebab kemerdekaan itu timbul dari dalam jiwanya sendiri.

Wallahu'lam...

*This post is a direct copy from an email i received from my friend. I thought i share it with you guys..and if you know the original writer for this post, please tell me..i would like to have a word with him/her..thank you

COUPLE

Hi/salam

Today’s post is going to be about couple. It’s a very interesting topic where I know most of us think whether we should or we shouldn’t find a couple. I don’t know the exact answer for that question but here I’m going to write what I think about couple. All of the opinion that I will throw to you later are based on the experience of the first party, second party and third party. First is me myself, second is my friends’ experience which I heard/know whatever and the third is when my friend tell me about someone else’s experience

Alright, here we go. First of all, I want to define what does the word couple means. The exact or the correct meaning that I found so far is a pair who associates with one another. This simply means that the couple must have mutual interest or else they won’t become a couple, isn’t it? The big question is why do they need to find a partner? I tried to answer that question myself, but I only came up with some other reasons, not answers. Read the next paragraph if you want to know what do I think about why people always pray for partners.

The first reason is so that they can brag to their friend that they are dating someone. This is closest that I can get to the why question but it can be right or wrong. Yeah, do you realize how your friends behave when they got a partner? SMS-ing and calling everyday are the “must do” routine when they got their girlfriend or boyfriend. See? They just wanted to show you that they have someone interested in them although there are not hot, sexy and also do not have nice assets as you do. Yeah, this one is from me and my friends’ experiences. Some good fact, the SMS-ing and calling thing are the most annoying and the true reasons why a couple breaks up. The phrase “I’m not good enough for you” is basically just a cover story. HAHA

Okay, the second reason or opinion I have, wait, I think this is much more like the reason than opinion but, never mind. Erm, they want to exploit each other. I said this because from my observation, I’ve seen a lot of people who love something else other than “love”. For example, money, sex…I can only think up to two examples, sorry. But anyway, this kind of thing may come from only one party or maybe both, or in a weird case, the third party. Who the hell is this third party anyway? Well, the third party is the one who confront the couple and ask for things that they can exploit. Not going to go detail here, but I do think you know about this right. Sometimes, people just want to have someone SMS-ing them or calling them. Well, this is a sad story but it happened. Just because the two of them are lonely, they start to SMS-ing each other and ended up being a couple instead. And when they feel bored again, they will SMS-ing other person and end the current relationship and start a new one. The bored part is me but the other part was my friends. Funny, isn’t it?

I don’t know how, but I actually have only three points here. I think if you read my other post it will be around three to four points also but I don’t think you would noticed that. Somehow it feels like I’m doing an essay here. Never mind that, this is the third reason. I think that the so called “couple” increases their value. I mean, if you heard somebody says “Hey, do you know that Max is dating our friend, Lily?” Of course your reaction will be “What?” and you will ask the how and the why. The value increases when you know the how and the why. Because you have engaged to one of his/her good quality. Will you be attracted to him right now? No. Eventually? Yes. See the connection here? Actually, I don’t know if this point is true or not because I haven’t test it yet. But from what I heard/read in some novel/newspaper whatsoever, I think this may be quite true.

Alright, you read through all my points just now. Here comes the big question. What do you think of your partner when you read through my post? Don’t worry, I’m not saying that he/she is doing all of this stuff but base on experience, it might. So, better find out what their real intention is before you get hurt….or dump. I think that’s all for my first February post. Kind of suit it don’t you think? Valentine’s day is one February. Don’t worry, I’m just saying. Take care.

*I’m not interested in this thing though because I love being alone and I hate being bound by others.

**Whatever happens between you and your partner is not my concern. Thank you

We Are Able To Do Anything

Hi/salam.

Last two weeks, I went to a date, not a “date” date but just me with my special friends which I call Haziq, because I have something to discuss with him. The date set place at KL Central, and as usual, I had to spend one and a half hour waiting for him to arrive at that place. I do know the reason but I just keep it in mind because well, he’s my special friend. As we met, we did the usual stuff, hand shake, eat something, discussing the world’s problem and laughing. Then we decided to go to Time Square, also the usual place that we go every time we hang out. While we were walking down the escalator, we saw someone who looks like an artist. Damn, first because it’s a he, second because it was Wan Najlin. He was waiting to buy the ticket to go back but since he met us, we decided to go to Time Square together.

At Time Square, the first thing that we did was eating. Well, it was because Wan is murmuring about his stomach, understand the signal; we went to Lemon Court at Low Yat Plaza. While wan was eating, there was some blind, old man with his daughter I think, came to our table and offer a tissue, which of course we need to pay for it. I said I don’t need any so does Wan and Haziq. Then I said, why is he selling tissues while he can do any other things despite his blind eyes? Yeah, I knew some blind eye man who got their Ph.D and I also knew that handicapped people will get help from the government, but from the way the old man approached us with his daughter, I think that he doesn’t know about all of this stuff.

The discussion about the old man has not finished yet. Wan and Haziq both agree to the fact that the blind old man need some help from us but I said no, he must not do that, depending on others. Because, the people like the old man usually just give up from life, which is why they depend on others, to feel alive. Right now there are tons of things that blind men can do but since we are too lazy to know about this, we end up like the old man. Yeah, blind men can ride a bike nowadays. I know you are not going to believe this, but seriously, they do. Watch Discovery Channel from the first episode until the latest one, I don’t know which episode it is but there was once a documentary about how these blind men ride a bicycle. See? I don’t know about the daughter, but if the daughter or the old man think, they should realize that life hasn’t ended yet.

Yeah, I know some stuff that handicapped people use. If you are deaf, use the amplifier (I don't know the real name for this thing), you can understand what people say in no time, if you leg has been chopped of, use cane, if your hand is chopped of, use the artificial hand. If your penis is chopped of, finger can replace it. The point is, with technology nowadays, handicapped people are getting much more attention than we normal people do. But, we, who born as normal and then become handicapped due to accident or whatsoever will never realize this. Why? Because we never think that we are going to be like that one day. Just don’t accept that your life has ended because you lose one arm, it just an arm anyway. Or leg.

Okay, let us continue with some other thing. I don't know whether this has some connection with the above but, just read it. Let say that you was admitted to a hospital and the doctor said, “Mr X, you have terminal cancer.” Isn’t it shocking? I bet it was. Then you will look down, or to your family, cry, hug and some other family stuff before you start thinking about your religion. Why did you do all that stuff for? Is the doctor the one who decided when are you going to die? No, Allah did. So, why do you need to act like the world is going to end tomorrow? My point here is not actually all the emotion, ethics and religion thing but you still got your brain. Well, people will usually think when are they gonna die but if you use that little time to think about how to cure cancer, isn’t it good? “I’m not a doctor.” So? Learn, do we have to be a doctor in know some doctor stuff? Unless you got something that cause your brain to degenerate or stop to think, then you are as good as dead. Not to be cruel here, but that is the fact, if your brain die, you die. Ask the doctor if you don't believe this stuff.

*This post is a bit of self muttering that's why a lot of irrelevant thing came out.

Dilema Kaum Sendiri

Hi/salam

Entri ini buat kali ketiga berturut-turut saya menulis di dalam bahasa Melayu. Niat saya pada mulanya hendak menulis di dalam bahasa Inggeris namun pertemuan saya dengan En. Razali, seorang ahli jawatankuasa UMNO di Bagan Datoh, Perak, dan juga seorang ‘businessman’ membuatkan saya ingin menulis dalam Bahasa Melayu sekali lagi. Tajuk entri juga telah diubah. Pada asalnya saya ingin menulis mengenai perbezaan pandangan namun pertemuan saya dengan En. Razali telah membantutkan niat tersebut.

Saya pasti anda tertanya-tanya apa yang ada di dalam pertemuan saya dengan beliau yang membuatkan saya terus ingin menukar entri saya pada kali ini. Terlebih dahulu ingin saya menyatakan bahawa kata-kata beliau telah membuka mata saya dengan lebih luas malah membuatkan saya berfikir sejenak mengenai kebenaran kata-kata beliau itu. Sebelum itu, ingin saya nyatakan, walaupun En. Razali seorang yang saya kira aktif berpolitik, namun saya yakin kata-kata yang beliau cuba sampaikan kepada saya merupakan kata-kata yang sepatutnya dilemparkan kepada semua warga belia yang ada di Malaysia. Saya amat berharap agar apa yang saya cuba sampaikan kepada anda adalah sama dengan apa yang cuba disampaikan oleh beliau kepada saya.

Pembaca sekalian, kaum Melayu di Malaysia sebenarnya telah jauh terjerumus dari landasan yang diharapkan oleh suatu parti yang bersungguh-sungguh memperjuangkan taraf kaum ini. Kita melihat betapa kebanjiran artis-artis, lambakan gejala sosial, kes-kes jenayah, malah yang lebih menakutkan lagi ialah penurunan tahap pemikiran orang Melayu yang kini berada di paras membimbangkan. Jika anda berasa ragu-ragu dengan apa yang saya lontarkan ini, keluar dari bilik anda, lihatlah persekitaran anda dan laporkan apa yang anda lihat. Saya yakin apa yang saya katakan ini tidak salah. Ditambah pula dengan kebanyakan pelakunya adalah dari golongan belia. Perkara ini sebenarnya bukan tidak diperhatikan dan dikawal, tetapi ianya tidak berkesan kerana ketiadaan contoh yang sempurna bagi golongan belia pada masa kini.

Pada masa ini, En Razali lebih berfokuskan kepada bagaimana cara belia Melayu sekarang berfikir. Kata beliau “Budak muda sekarang ni semua nak senang je, handphone ada, semua ada, jadi mereka ni menjadi lebih malas untuk berfikir dan bertindak”. Lebih kurang begitulah kata-kata beliau kepada saya. Tersentak sebentar saya ketika itu, memikirkan betapa benarnya ayat tersebut. Mana tidaknya, jika diberi kelas tambahan, semua merungut, jika tiada kelas semua gembira, jika ada yang meminta kelas tambahan diadakan, semua merasa berat hati dan jelek terhadap orang tersebut. Di tambah lagi dengan longgokan alat-alat elektronik yang murah dan senang didapati, membuatkan mereka lebih terjebak kepada aktiviti-aktivit yang tidak membina daripada aktiviti yang membina. Komputer misalnya, digunakan untuk melihat cerita dan bermain game daripada melakukan sesuatu seperti mengkaji selidik subjek yang diambil atau menambahkan ilmu pengetahuan dalam pelbagai bidang lain.

Beliau menambah lagi “Cuba awak tengok orang zaman dahulu dengan orang zaman sekarang,” itu sahaja katanya. Saya menginterpretasi apa yang beliau katakan begini, orang melayu zaman dahulu lebih dihormati kerana pemikiran mereka yang matang dan jauh ke hadapan. Mereka mendapat sesuatu melalui usaha keras dan susah payah mereka, bukan seperti zaman sekarang, yang mengharapkan semua ilmu itu jatuh ke riba. Tambah beliau, Melayu masa kini sebenarnya dipandang rendah oleh kaum lain kerana apa? Kerana kebanyakan cerita-cerita buruk yang terpampang di dada akhbar melibatkan kaum melayu. Rasuah, jenayah, artis dan pelbagai lagi cerita lain di dalam akhbar kebanyakan wataknya adalah Melayu. Sebab itu kita dipandang rendah. Kita tinjau pula di pusat membeli-belah di MidValley atau di Time Square, kaum manakah yang membuat onar dan berpeleseran tanpa mempedulikan batas agama dan maruah bangsa?

Kata beliau lagi, “Awak masih muda lagi, kalau awak masuk jadi pemuda UMNO awak boleh berjuang untuk 20 tahun lagi. Jadi apa yang perlu awak buat? Cari sasaran yang lebih tinggi dan berusaha untuk mencapai sasaran tersebut. Jangan cepat berpuas hati dengan apa yang awak ada sekarang. Go further up but don’t forget to go and help people down below.” Sampai sahaja disini, saya terdiam seketika. Mencerna apa yang disampaikan beliau. Jika diingat balik, ketika saya bertanya kepada rakan-rakan saya tentang cita-cita mereka, ada antara mereka yang hanya menyebut satu profesion, “doktor, cikgu, engineer, pilot” adalah antara jawapan yang saya terima. Namun cita-cita tersebut sebenarnya bukan penamat, anda sepatutnya menetapkan sasaran yang lebih tinggi. Bak kata kebanyakan penceramah motivasi, sekiranya kita ingin menetapkan sasaran, tetapkan sasaran yang tinggi dan pastikan perkara-perkara yang kita lakukan sebagai sasaran kecil bergerak kearah sasaran besar tersebut.

Apa yang dilakukan orang Melayu ialah, mereka menetapkan sasaran yang sangat rendah dan cepat berpuas hati dengan apa yang dicapai. Saya berikan contoh seperti pemegang biasiswa pembolehubah PETRONAS, mereka berpendapat bahawa dengan menerima biasiswa tersebut mereka sudah boleh memperoleh kerjaya apabila mereka tamat sahaja pengajian. Dengan gaji permulaan RM3500 mereka berpendapat itu sudah memadai bagi mereka dan tidak perlu berusaha dengan lebih keras lagi. Hasilnya, jadilah pelajar yang rajin bermain permainan video, menonton cerita sepanjang masa dan mendapat result yang sekadar melepasi syarat bagi pemegang biasiswa. Sikap cepat berpuas hati inilah yang sepatutnya dibuang dalam diri setiap orang Melayu khususnya dan umumnya kepada semua belia. Kerana sikap seperti ini membuatkan kita berada di taraf yang rendah dan bukan orang yang berada di kemuncak. Contoh lain, seorang pelajar perubatan yang apabila ditanya kerjayanya dijawab, “Sudah tentulah doktor.” Saya agak hairan kerana seorang pelajar perubatan yang tahu mengenai pelbagai cabang dalam bidangnya masih menjawab secara umum akan kerjayanya. Di sini kita dapat lihat betapa dia masih lagi tidak mengetahui cabang mana yang harus diambilnya. Ini juga boleh dikatakan sebagai cepat berpuas hati dengan sasaran yang ditetapkan.

Kepada graduan muda dan belia khususnya Melayu, sila tetapkan matlamat anda mulai sekarang. Carilah sasaran yang paling tinggi yang anda dapat bayangkan dan berusahalah ke arah itu. Jangan kita biarkan kaum lain memandang rendah kepada kita. Saya rasa anda juga dapat merasakan kebenaran kata-kata saya ini. Bukanlah saya kata kaum lain lebih bagus, mereka cuma memandang rendah kepada kita kerana kecetekan ilmu yang ada dalam diri anak-anak muda kita sekarang. Sekiranya tahap ilmu semakin berkurangan, saya bimbang, apabila sampainya generasi baru yang memerintah, kita berasa tidak selamat akibat kurangnya ilmu yang ada pada generasi tersebut. Juga, adalah di tangan kita untuk pastikan agar suasana produktif untuk kita dan anak-anak kita dibina agar, kaum kita tidak lagi dipandang hina malah turut mampu untuk mengangkat martabat negara. Sekian. Terima kasih.

*Entri ini bukanlah bertujuan menyangkal kempen 1Malaysia yang dicadangkan oleh PM kita, namun sekadar peringatan kepada belia kaum Melayu agar melengkapkan diri dengan agama dan meningkatkan martabat diri dengan ilmu. Entri ini juga bukan bersifat racism tetapi peringatan juga kepada semua kaum lain yang ingin mengambil pengajaran daripada entri ini. Penulis tidak akan bertanggungjawab terhadap sebarang aktiviti terlarang yang menggunakan entri ini sebagai sumber maklumat. Sekian.

2 Fenomena Di Kotak Masa.

Fenomena 1

Setelah penat seharian membeli belah di Plaza Low Yat, saya mengambil keputusan untuk pergi ke Time Square untuk merehatkan diri di samping menunaikan solat. Setelah mengambil wudhu’ dan hendak memulakan solat, terlihat kelibat seorang pak cik, berkulit gelap, berjambang dan memakai baju kemeja putih berserta seluar slack hitam. Dia membawa seorang anak dalam lingkungan 3 tahun. Pak cik itu baru sahaja selesai menunaikan solat sunat. Sebelum dia memulakan solat fardhunya, pak cik tersebut melihat-lihat sekeliling mencari siapa lagi yang mahu menunaikan solat. Lalu datang kepadanya seorang remaja yang pada agakan saya dalam lingkungan 20-an. Terus pak cik tersebut mengalunkan iqamat dan menyuruh pemuda terbabit menjadi imam. Dalam keadaan terpinga-pinga dan bingung, pemuda terbabit bersungguh-sungguh menolak pelawaan untuk menjadi imam kepada pak cik tadi. Persoalannya, kenapa pemuda terbabit bersungguh-sungguh tidak mahu menjadi imam walaupun dia tahu bahawa pak cik itu sudah mengalunkan iqamat?

Fenomena 2

Setelah selesai solat, saya mengangkat semua barang yang dibeli sebentar tadi lalu keluar dari surau tersebut. Lebih kurang 20 langkah meninggalkan surau tersebut, terlihat oleh saya akan sepasang kekasih yang berpegangan tangan, sangat mesra tampaknya apabila si gadis dengan selamba mencubit pasangannya itu. Saya hanya memerhatikan gelagat mereka sehingga mereka berjalan melepasi saya dan menuju ke arah surau. Saya masih memerhatikan mereka. Apabila mereka belok sahaja kearah surau dengan pantas pasangan tersebut berhenti bermesraan sebaliknya berlagak seolah-olah kawan biasa. Persoalannya, kenapa mereka tidak malu untuk bermesra-mesraan di khayalak ramai tetapi malu untuk bermesra di kawasan surau? Adakah mereka merasakan bahawa ALLAH yang Maha Melihat itu hanya berada di kawasan surau dan masjid?

Persoalan yang lebih besar mengenai kedua-dua fenomena di atas – mengapa semua yang melakukan perbuatan tersebut ialah orang melayu? Dalam fenomena pertama, saya tidak mencari sebab kenapa pemuda itu menolak perlawaan tersebut tetapi agak hairan kerana saya tahu bahawa mereka lebih senang untuk mengikut, bukan mengetuai. Dan daripada alasan inilah muncul jawapan untuk fenomena kedua. Kaum melayu sangat mudah terpengaruh dan dipengaruhi oleh anasir-anasir yang tidak baik. Jika dilihat dalam fenomena kedua, mereka bermesra-mesraan seperti mana yang dilakukan di kawasan Barat dan kerana bimbang akan pandangan negatif orang lain terhadap mereka, mereka berhenti melakukan perbuatan seperti itu di tempat yang dianggap suci oleh orang melayu beragama islam. Persoalan yang paling besar untuk entri kali ini ialah, mengapa kita mudah terpengaruh dan dipengaruhi oleh sentimen-sentimen yang sebenarnya ingin menjahanamkan kaum kita sendiri? Saya biarkan jawapan itu kepada anda. Sekian.

Apakah Cara Untuk Mengukur Manusia?

Hi/Salam.

Entri kali ini adalah dalam Bahasa Melayu.

Sebelum saya meneruskan dengan lebih lanjut mengenai tajuk kita pada kali ini ingin saya mengucapkan tahniah dan syabas kepada rakan-rakan yang berjaya dalam peperiksaan semester lepas mereka. Tahniah juga diucapkan kerana mereka masih mampu meneruskan pelajaran seterusnya mengejar kerjaya yang diidamkan.

Keputusan peperiksaan akhir semester bagi pelajar UTP bakal diumumkan mungkin dalam minggu ini. Dalam keghairahan menanti keputusan peperiksaan yang tidak seberapa, teringat saya mengenai kata-kata seorang sahabat ketika ditanyakan keputusannya pada peperiksaan yang lepas, “Kau takpe, pandai, aku ni je yang kene struggle”. Persoalan saya ialah kenapa beliau mengeluarkan kenyataan seperti itu?

Kita masing-masing tahu bahawa ALLAH menjadikan setiap manusia itu sama. Jadi apakah perbezaan pandai dan bodoh atau kaya dengan miskin. Apakah banyak ilmu itu pandai dan banyak harta itu kaya? Sekiranya begitu, tidak hairanlah kebanyakan manusia di atas muka bumi masa kini mengejar ilmu untuk mendapatkan harta sahaja. Namun itu bukan menjadi persoalan pada entri kali ini. Persoalan besar yang ingin saya lontarkan ialah siapa atau apa cara yang patut digunakan untuk mengukur taraf seseorang individu?

Pelik, kerana kebanyakan yang saya tanya memberikan jawapan yang hampir serupa. “Taraf manusia hanya ditentukan oleh ALLAH”, “Aku rasa kita patut tengok taraf tu ikut kebahagiaan hidup orang tu”, “Entah”. Begitulah jawapan yang diberikan kepada saya. Saya menginterpretasi jawapan mereka begini, yang pertama berpendapat bahawa saya mengharapkan sesuatu yang berunsurkan teologi, yang kedua mengetahui bahawa saya sedang berfalsafah dan bermain kata manakala yang ketiga langsung tidak berminat dengan soalan yang diajukan. Berbalik kepada jawapan untuk soalan kita pada hari ini, tiada cara mahupun sistem yang ada sekarang mampu untuk mengukur taraf seseorang kerana tidak ada cara untuk membezakan sesuatu yang sama. Kenapa jawapan ini yang muncul dan saya katakan paling bernas setakat ini?

Saya yakin, anda mesti tertanya-tanya apakah yang saya maksudkan dengan membezakan sesuatu yang sama. Bendanya mudah, sekiranya system menyatakan dua lebih besar daripada satu, maka secara automatik, mengikut sistem tersebut, kita akan mengatakan bahawa 2 lebih besar daripada satu, kerana wujud perbezaan di antara dua nombor tersebut. Tetapi bagaimana pula sekiranya nombor tersebut adalah sama? Sudah tentu sistem tersebut tidak dapat membezakan nombor tersebut kerana ianya sama.

Sekiranya anda sudah memahami maksud saya di atas mungkin anda sudah tahu apakah yang saya maksudkan. Ya, telah saya sebutkan di awal entri ini bahawa semua manusia adalah sama, jadi tidak ada cara untuk membezakan antara satu sama lain melainkan dengan menggunakan sistem yang dibuat oleh ALLAH.

Bagaimana pula taraf mereka boleh sama? Sedangkan mereka sangat berbeza dari segi rupa, harta dan ilmu yang ada di dada? Saya katakan sama kerana setiap satu terdapat di satu tempat yang lain. Mungkin harta mereka bukan wang tetapi ilmu yang menggunung. Mungkin rupa mereka tidak menarik tetapi perwatakan mereka cantik. Mungkin ilmunya tidak tinggi tetapi kemampuannya untuk menyelesaikan masalah mungkin lebih baik. Daripada alasan-alasan ini saya katakana taraf semua manusia sebenarnya sama kerana setiap satu boleh digunakan untuk memperbaiki tempat lain yang kurang baik. Ilmu boleh digunakan untuk mencari wang, wang boleh diguna untuk mencari ilmu. Rupa boleh diguna untuk mencari wang, wang juga boleh diguna untuk mencantikkan rupa.

Secara umumnya, kelebihan seseorang itu boleh digunakan untuk memperbaiki kelemahan yang ada pada dirinya. Itulah kenapa saya katakana semua manusia itu sama. Mungkin itu juga sebab mengapa ALLAH tidak akan mengubah sesuatu kaum itu melainkan kaum itu mengubahnya sendiri, kerana ALLAH mahu kita menyedari apakah kelebihan dan kekurangan yang kita miliki di samping sentiasa mengharapkan bantuan dari-Nya. Jadi, kenapa anda masih mahu membezakan diri anda dengan orang lain? Hentikan ucapan seperti “kau pandai, kau banyak duit, kau ada itu, ini,” kerana disebalik apa yang orang lain ada, anda juga mampu memilikinya. Sebab itulah ALLAH menyebut bahawa manusia ini adalah makhluk yang sempurna, kerana kita semua dicipta sama sahaja, hanya sistem yang dicipta manusia yang membezakan kita dengan manusia lain.

Marilah bersama-sama berharap agar kita tidak lagi menggunakan ayat-ayat negatif dan menganggap bahawa kita semua serupa. Kita boleh mengadakan sesuatu yang kita tidak ada. Begitulah hebatnya kita ini selaku manusia. Akhir kata, semoga coretan panjang kali ini memberi kesan kepada saya mahupun anda yang faham akan isi kandungannya. Sekian, terima kasih kerana sudi membaca sehingga ayat ini.

p/s: Susunan perenggan agak kurang menarik kerana Microsoft Word menggunakan cara yang lain untuk mengira perkataan yang ditulis dalam bahasa Melayu. Harap maaf.

Which One Is The Truth?

Hi/salam.

I just finished chatting with my old friend. The topic was “What if the thing that we see is not actually the truth, but is a set up by someone?” If you can’t understand the meaning of this phrase, it is better for you to have someone interpret it for you or you can just read throughout this post.

The reason why I threw this question to my friend was simply because I discovered something, which in my opinion is something that we should be aware of. Before I continue, let me remind you, that this post is not about true or false, because I interpreted all the evidence and facts that I have in my own way.

Before you go on with your reading, I kind of want you to watch an American series called “Leverage”. If you don’t want to watch it I recommend you to just google the thing and get a rough meaning why I ask you to watch this series. If you have done watching/googling the series “Leverage” you may understand why I threw up the question. If you still don’t understand, you may just continue to read.

If you reach this part that means you still not fully understand the why part. Ok, in Leverage, you will find that all the five characters in the series are acting together. But to their victims, all of the five people are not related to one another, make it hard to believe that all people that you encounter in the past few days is actually working on a scheme. I think if you watch Leverage it’ll be easier to understand though rather than me telling you like this, because I know that I am not a good storyteller.

Alright, enough explaining the question. Leverage was only a series which means it goes according to the script. But what if, in reality, we also fall under the scheme of someone? We may not know it though, just like the drama I told you just now. Right now, if you are a Muslim and tend to do initial judgment on everything, you might want to say that the scheme of someone is actually what God had planned for us but I actually this scheme I am going to tell you about is a human scheme. Just don’t feel surprise over this.

Have you ever heard the name coenzyme Q 10? Or simply coQ10 in many books and articles? Please google it if you don’t know. Alright, since some of my readers are too lazy to type 5 letters in google search engine, I’m going to just explain it to you. CoQ10 is an antioxidant that is said to enhance the efficiency of how our brain work. Simply means if you take a lot of coQ10 in your diet, it is good to prevent harmful diseases like heart attack, brain cancer, migrain and some other thing that you will know if you google this five letter thing. The question right now maybe “So????”.

If your mind is filled up with “so what” after reading this post until here, then I suggest you take any thinking classes or seminar to improve how your mind work because that is not the question. The true question is “really??” because although this thing is good for our body, but not many people know about this thing, even a doctor to be does not know about this. Kind of sad.

If you have google this thing, you may find the source of this “powerful” antioxidant. Most of coQ10 is found in organ that needed the most energy to do their daily routine which is the liver, heart and some other internal organ. The most surprising thing for me is coQ10 is most abundance in pig’s liver which I don’t remember the figure but if I’m not mistaken, it is about 27mg per I don’t remember the next number. But it is much more as compared to coQ10 contain in chicken and cow.

No matter how I looked at this fact, I started to doubt something. Why something that is very good for our brain is is found in something that is forbade for us to eat? In fact, it is in the liver which our prophet said that it is no good for you to eat the internal organ such as liver of other animal? But if you see in atlas view, pig is a common food found in Japan, China and USA. So, the twisted fact is this, if you eat pig, you will be as good as Japan in technology or China in economy or USA in their research and development. So there you go, religion says that you are prohibited from eating pig as it is no good for us, but science says that eating pig’s liver is good for our brain and it is proven in many countries that use pork as their daily menu.

At first I also don’t want to believe this fact but after having chicken’s liver as my daily menu, I know that the facts that I gather is true. If you don’t believe me, you can try, having chicken’s liver as your daily menu for three months, and see your exam result. I believe you will afraid to do so. Another thing that interests me is, I found the source of coQ10, which is abundance in pig’s liver in wikipedia, but right now I have some trouble finding that page again. Maybe someone realize this and delete the page about this? I don’t know. But if you do have the page, do not hesitate to contact me.

Here, I just have one question left. What if problem like this occur in other places? Which one are we going to believe? That’s all from me. Thank you for reading this post.


p/s: The only thing that I don’t believe is coQ10 is abundance in internal organ of living animal. But if the source of coQ10 is from wheat, green vegetable, meat and fish, then it is good for you to take it. I believe if you follow what Islam has taught us how, you will have a good, long, healthy life.

*Again, this is something that I thought after gathering some facts, if there is something wrong or worth to debate off, please tell me.